Ki Hajar Dewantara
meletakkan 3 prinsip dasar yang harus dimiliki para guru di Taman Siswa. Tiga prinsip
ini menjadi unsur penting dan terkenal yang dikenal dengan Patrap Triloka,
yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulada "yang di depan memberi teladan",
(2) Ing madya mangun karsa "yang di tengah membangun kemauan", (3)
Tut wuri handayani “dari belakang mendukung".
Dari prinsip di atas bahwa seorang guru, di dalam
pengambilan keputusan hendaknya melalui berbagai analisis mulai dari menganalisis
kasus itu apakah termasuk dilemma etika atau bujukan moral, kemudian perlu
dilakukan beberapa pengujian sehingga melahirkan keputusan yang tepat dengan
demikian keputusan yang diambil menjadi teladan, Semangat, dan menjadi dukungan
moral bagi murid murid.
Nilai nilai yang tertanam dalam diri kita terutama
guru penggerak, sepeti Mandiri, kreatif, inovatif, kolaborasi, refleksi, dan
berpihak pada murid, senantiasa akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, artinya
bahwa setiap guru dalam pengambilan keputusan, tentu tidak terlepas dari nilai
nilai di atas,
Sebagai Pemimpin pembelajaran, seorang guru hendaknya
menjadi coach bagi rekan guru, maupun bagi murid, ketika seorag guru
diperhadapkan pada suatu maasalah, maka proses coaching menjadi salah satu
media dalam pengambilan keputusan yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan
dengan menggunakan pendekatan model TIRTA.
Agar dalam keputusan yang diambil tepat dan efektif,
maka harus melalui 9 langkah pengujian diantaranya :
- Memastikan bahwa kasus yang dihadaoi berhubungan
dengan nilai nilai moral
- Menentukkan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut
- Mengumpulkan fakta fakta yang relefan.
- Pengujian benar atau salah, hal ini akan dilakukan
beberapa pengujian diantaranya : uji legal, uji regulasi, uji intuis, uji publikasi,
dan uji panutan atau idola.
- Pengujian paradigm benar lawan benar
- Melakukan pronsip resousi
- Investigasi opsi trilemma
- Buat keputusan
- Dan lihat lagi keputusan dan refleksikan
Beberapa hal menjadi kendala dan sulit dalam
pengambilan keputusan terkait dengan kasus kasus yang berhubungan dengan dilema
etika adalah nilai dan budaya masyarakat di lingkungan sekitar sekolah, dan jug
cara pandang masyarakat tentang pendidikan yang masih kaku sehingga mengganggu
dalam pengambilan keputusan .
Pengambilan keputusan oleh Pemimpin pembelajaran
(guru) yang tepat tentu akan memberi dampak positif baki ekosistem sekolah, di
mana terwujudnya budaya positif sehingga berimbas pada pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari modul dan
keterkaitan dengan modul sebelumnya, bahwa Kihajar Dewantara menegaskan bahwa “Pendidikan
adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka mencapai keselamatan
yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Di dalam kegiatan menuntun, tentu dibutuhkan peran dari seorang guru yang memiliki
nilai nilai positif yang ternam dalam dirinya, sehingga pengambilan keputusan akan
selalu berpihak pada murid,